LKTI KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH TEMPAT DAN LOKASI KANDANG PADA SAPI PERAH TERHADAP PENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI
DI
INDONESIA
Disusun
oleh:
1.
ADIK RIA WARDANI
2.
ARISTA APRILIA
3.
EGGY YUDHA PRATAMA
4.
RAMADHAN WIBI P.
SMA
NEGERI 1 PURWOHARJO
Jalan Slamet Cokro Telp. (0333) 396475 Purwoharjo
B A N Y U W A N G I
Jalan Slamet Cokro Telp. (0333) 396475 Purwoharjo
B A N Y U W A N G I
Periode
2014/2015
LEMBAR
PENGESAHAN
Karya
Tulis ini berjudul :
“PENGARUH TEMPAT
DAN LOKASI KANDANG PADA SAPI PERAH TERHADAP PENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI SUSU
SAPI DI INDONESIA”
Penyusun
: 1. Adik Ria Wardani NIS
: 7469
2. Arista Aprillia NIS
: 7516
3. Eggy Yudha Pratama NIS : 7564
4. Ramadhan Wibi Prasetyo NIS : 7692
Karya
ini disetujui pada tanggal 30 september 2015
Ketua Guru
Pembimbing
Ramadhan Wibi Prasetyo Norma
Hidayah, S.Pd
NIS
: 7692 NIP.
19720404 200701 2 016
Mengetahui dan
Menyetujui,
Kepala SMAN 1
Purwoharjo
Drs. H. Rodiwanto, MM
NIP.
LEMBAR
ORIGINALITAS KARYA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya karya
ilmiah yang berjudul“Pengaruh Tempat
dan Lokasi Kandang pada Sapi Perah Terhadap Peningkatan Kualitas Produksi Susu
Sapi di Indonesia”ini dapat di selesaikan.
Pada dasarnya Karya
Tulis ilmiah ini memiliki harapan, dapat bermanfaat bagi pemerintah dan
masyarakat dalam upaya meningkatan
Produksi Susu Sapi di Indonesia .
Berbagai
hambatan telah penulis hadapi dalam penyusunan karya ilmiah ini, namun berkat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,
hambatan tersebut dapat penulis atasi. Untuk itu, penulis mengucap kanterimakasih
kepada :
1.
Bapak Drs. H. Rodiwanto, MM selaku Kepala SMAN 1
Purwoharjo
2.
Ibu Norma Hidayah, S.pd selaku guru
pembimbing kami
3.
Pihak-pihak yang telah mendukung dan
membantu kami dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Kami menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dengan berbagai keterbatasan sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan
Purwoharjo, 23
Maret 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
............................................................................................ i
Lembar
Pengesahan ..................................................................................... ii
Kata
Pengantar ............................................................................................. iii
Daftar
Isi ...................................................................................................... iv
Abstrak
........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 . Latar
Belakang ..............................................................................
1.2... Rumusan Masalah..........................................................................
1.3... Tujuan Penulisan
..........................................................................
1.4... Manfaat Penulisan
........................................................................
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1
Produksi susu di Indonesia ...........................................................
2.2
Kualitas susu sapi..........................................................................
2.3
Perkandangan...................................................................................
BAB
III. METODE PENELITIAN
3.1 . Jenis Penelitian.............................................................................. 7
3.2 .. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 8
3.3... Analisis Data……………………………………………………....... 9
BAB IV PEMBAHASAN
4.1... Hasil Penelitian.............................................................................. 10
4.2
Pembahasan................................................................................... 11
BAB V.. PENUTUP
5.1 .. Kesimpulan.................................................................................... 13
5.2 . Saran.............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14
LAMPIRAN
GAMBAR....................................................................................... 20
ABSTRAKSI
Perkandangan
merupakan suatu lokasi atau lahan khusus yang diperuntukkan sebagai sentra
kegiatan peternakan yang di dalamnya terdiri atas bangunan utama (kandang),
bangunan penunjang (kantor, gudang pakan, kandangisolasi) dan perlengkapan
lainnya (Sugeng, 1998). Kandang sapi perah terdiri atas kandang untuk sapi induk,
kandang pejantan, kandang pedet serta kandang isolasi (Williamson
dan Payne, 1993).
Sistem
perkandangan ada dua tipe yaitu stanchion barn dan loose house.Stanchion barn
yaitu sistem perkandangan dimana hewan diikat sehingga gerakannya terbatas sedangkan
loose house yaitu sistem perkandangan dimanahewan dibiarkan bergerak dengan
batas – batas tertentu (Davis, 1962).
Dari hasil wawancara
terhadap salah satu peternak bahwa sapi perah yang di tempatkan pada kandang
yang baik dengan sisem drainase dan pembuangan kotoran yang bagus. Sapi perah
normal akan menghasilkan susu kurang lebih 15liter per ekor sapi setiap hari.
dan sapi yang ditempatkan pada kandang seperti umumnya atau biasah maka hanya
memperoleh kurang lebih 8 liter per hari untuk satu ekor sapi. Mengapa demikian
karena kandang sapi mempengaruhi kenyamanan jika kurang nyaman maka sapi
tersebut akan setres dan terjadilah pengurangan produksi susu sapi perah.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Susu merupakan salah satu komoditas peternakan yang
mempunyai kandungan protein hewani yang berkualitas. Pada dasarnya, kualitas
susu di Indonesia masih jauh bila dibandingkan dengan kualitas susu perah yang
dihasilkan oleh negara lain seperti New Zealan, Australia, dan Filiphina.
Sehingga menyebabkan pemenuhan gizi terhadap susu sapi di Indonesia masih lemah
bila dibandingkan dengan negara berkembang lainnya di Asia. Menurut Schmidt et
al (1988) bahwa produktivitas sapi perah yang masih rendah disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain kualitas genetik ternak, tata laksana pakan, umur
beranak pertama, periode laktasi, frekuensi pemerahan, kesehatan, sistem
perkandangan, dan sanitasi.
Dalam rangka peningkatan kualitas susu sapi di
Indonesia perlu adanya dorongan dari pemerintah agar swasembada susu sapi
tercapai secepatnya. Untuk memenuhi kebutuhan susu secara nasional,
perkembangan sapi perah perlu mendapatkan pembinaan yang lebih mantap dan
terencana dari pada tahun - tahun yang sudah. Hal ini akan dapat terlaksana
apabila peternak - peternak sapi perah dan orang yang terkait dengan
pemeliharaan sapi perah bersedia melengkapi diri dengan pengetahuan
dan pemahaman tentang manajemen sapi perah yang baik sehingga akan berdampak
pada peningkatan produksi dan ekonomi.Peternak harus melengkapi diri dengan
pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen sapi perah salah satunya dengan
mengetahui cara pengelolaan sistem perternakan yang baik.
Sistem peternakan sapi perah yang ada di Indonesia masih merupakan jenis peternakan
rakyat yang hanya berskala kecil dan masih merujuk pada sistem pemeliharaan
yang konvensional. Keberhasilan usaha peternakan sapi perah sangat tergantung
dari keterpaduan langkah terutama di bidang pembibitan (Breeding), pakan
(feeding), dan tata laksana (management). Ketiga bidang tersebut kelihatannya
belum dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
dan ketrampilan peternak serta masih melekatnya budaya pola berfikir jangka
pendek tanpa memperhatikan kelangsungan usaha sapi perah jangka panjang.
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah
yang letaknya jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh
kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal minimal 10 meter
dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan
lahan pertanian. Kandang tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar
sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar. Air minum yang bersih harus
tersedia setiap saat. Tempat makan dan minum sebaiknya dibuat diluar kandang
tetapi masih dibawah atap. Tempat makan dibuat agak lebih tinggi agar pakan
yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur kotoran. Sementara tempat air
minum dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari permukaan
lantai.
Dalam hal ini lokasi juga
mempengaruhi produktivitas dan kualitas susu sapi perah yang dihasilkan.
Apabila pengelolaan tata letak kandang kurang memenuhi syarat maka akan
menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan dan kualitas susu itu sendiri.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
peletakan kandang yang baik bagi kualitas susu yang dihasilkan?
2.
Bagaimana
pengaruh lokasi terhadap kualitas susu segar yang dihasilkan?
3.
Seperti apa
kandang sapi yang baik?
3.1.TUJUAN
PENELITIAN
1.
Mengetahui
jenis kandang yang baik bagi kualitas susu yang dihasilkan.
2.
Mengetahui
letak kandang yang berpengaruh bagi kualitas susu segar yang dihasilkan.
3.
Mengetahui
seperti apakan dang yang baik untuk sapi perah.
3.1.MANFAAT
PENELITIAN
1.
Memperoleh
informasi tentang upaya yang dapat dilakukan untuk merevitalisasi kandang agar
dapat meningkatkan produksi susu segar
2.
Pencarian
lokasi kandang yang tepat untuk pengembangbiakan sapi.
3.
Memperoleh
pengetahuan seputar kandang sapi yang baik.
BAB
II
LANDASAN
TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. LANDASAN
TEORI
4.1
Produksi Susu di Indonesia
Dalam
peta perdagangan internasional produk-produk susu, saat ini Indonesia berada
pada posisi sebagai net-consumer. Sampai saat ini industri pengolahan susu
nasional masih sangat bergantung pada impor bahan baku susu. Jika kondisi
tersebut tidak dibenahi dengan membangun sebuah sistem agribisnis yang berbasis
peternakan, maka Indonesia akan terus menjadi negara pengimpor hasil ternak
khususnya susu sapi.Dilihat dari sisi konsumsi, sampai saat ini konsumsi
masyarakat Indonesia terhadap produk susu masih tergolong sangat rendah bila
dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Konsumsi susu masyarakat
Indonesia hanya 8 liter/kapita/tahun itu pun sudah termasuk produk-produk
olahan yang mengandung susu. Konsumsi susu negara tetangga seperti Thailand,
Malaysia dan Singapura rata-rata mencapai 30 liter/kapita/tahun, sedangkan
negara-negara Eropa sudah mencapai 100 liter/kapita/tahun. Seiring dengan
semakin tingginya pendapatan masyarakat dan semakin bertambahnya jumlah
penduduk Indonesia, dapat dipastikan bahwa konsumsi produk-produk susu oleh
penduduk Indonesia akan meningkat.
Perkiraan
peningkatan konsumsi tersebut merupakan peluang yang harus dimanfaatkan dengan
baik. Produksi susu segar dan produk-produk derivatnya seharusnya dapat
ditingkatkan. Kondisi produksi susu segar Indonesia saat ini, sebagian besar
(91%) dihasilkan oleh usaha rakyat dengan skala usaha 1-3 ekor sapi perah per
peternak. Skala usaha ternak sekecil ini jelas kurang ekonomis karena
keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan susu hanya cukup untuk memenuhi
sebagian kebutuhan hidup. Dari sisi produksi, dengan demikian, kepemilikan sapi
perah per peternak perlu ditingkatkan. Menurut manajemen modern sapi perah,
skala ekonomis bisa dicapai dengan kepemilikan 10-12 ekor sapi per peternak.Pengembangan usaha peternakan sapi
perah di Indonesia (on farm) mengalami kemajuan pesat pada tahun 1980 sampai
dengan 1990 dan pada tahun 1990 sampai
dengan 1999 produksi susu segar relatif tetap. Kebutuhan akan susu di Indonesia
sebesar 5 kg /kapita /tahun, tetapi baru terpenuhi dari dalam negeri sekitar
32%, sisanya 68% diimpor dari luar negeri. Jumlah susu segar yang diproduksi pertahunnya mencapai
kurang lebih 330.000 ton. Produksi tersebut terbagi atas 49% berasal dari Jawa
Timur, 36% dari Jawa Barat dan sisanya 15% dari Jawa Tengah. Namun pemenuhan
produktivitas susu di indonesia saat ini menunjukkan posisi yang rendah bila
dibandingkan negara di kawasan ASEAN. Kondisi ini masih sangat jauh dengan
harapan pemerintah yang telah mencanangkan swasembada susu tahun 2020. Dimana
produksi dalam negeri hanya memenuhi 30% kebutuhan konsumsi susu nasional,
sehingga sekitar 70% kebutuhan susu sapi masih dipenuhi dengan cara impor dari luar negeri
seperti New Zealan, Australia, dan Filipina.
Dalam rangka pemenuhan gizi susu sapi di Indonesia, tidak hanya terpaku
pada peningkatan kuantitas susu sapi yang dihasilkan, namun juga harus
memperhatikan kualitas susu yang dihasilkan pula. Dalam hal ini sistem
perkandangan mempengaruhi kualitas susu sapi yang dihasilkan.
4.2
Kualitas Susu Sapi
Kualitas Susu Berdasarkan jumlah bakteri
dalam air susu, kualitas susu di negara-negara barat dan negara-negara maju
lainnya digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
a.
Susu
dengan kualitas baik atau kualitas A (No. 1), jumlah bakteri yang terdapat
dalam susu segar tidak lebih dari 10.000/ml. Bakteri-bakteri koliform tidak
lebih dari 10/ml.
b.
Susu
Kualitas B (No. 2) jika jumlah bakterinya antara 100.000-1.000.000/ml dan
jumlah bakteri koliform tidak lebih dari 10/ml.
c.
Susu
dengan kualitas C (No. 3), jelek jika jumlah bakterinya lebih dari 1.000.000/ml
(Hadiwiyoto, 1994).
Syarat
kualitas air susu segar di Indonesia telah dibakukan dalam Standart Nasional
Indonesia (SNI 01-3141-1997), dimana pemeriksaan cemaran mikroba dalam air susu
segar meliputi uji pemeriksaan dengan angka lempeng total (batas maksimum
mikroba 3,0 × 106 koloni/ml), Escherichia coli (maksimum 10/ml), Salmonella
(tidak ada), Staphylococcus aureus (maksimum 10² koloni/ml).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas susu:
1.
Keadaan
kandang sapi. Kandang sapi yang baik akan menghasilkan susu yang baik. Hal-hal
yang perlu diperhatikan terhadap keadaan kandang adalah bentuk lubang angin
(ventilasi luar ruangan, penerangan, saluran pembuangan).
2.
Keadaan
rumah pemerah. Rumah pemerah adalah rumah untuk mengadakan pemerahan susu.
Rumah ini umumnya terpisah dari kandang sapi.
3.
Keadaan kesehatan sapi. Sapi perah yang sakit
akan menghasilkan mutu susu tidak baik.
4.
Kesehatan
pemerah atau pekerja. Hal ini penting agar kontaminasi bakteri yang berasal
dari pekerja yang sakit dapat dihindari dan dikurangi.
5.
Pemberi
makanan . Sapi yang baru saja diberi makanan akan menghasilkan susu dengan
kandungan lebih banyak daripada sapi yang belum diberi makanan ternyata
mempengaruhi cita rasa susu yang dihasilkan. Misal bawang merah yang diberikan
1-4 jam sebelum pemerahan akan menghasilkan susu yang berbau kuat atau
merangsang.
6.
Kebersihan
hewan. Apabila sapinya kotor, susu yang diperoleh juga akan mengandung jumlah
bakteri yang lebih banyak dan akhirnya rendah mutunya.
7.
Kebersihan alat pemerah.
8.
Penyaringan
susu. Penyaringan dapat membantu mengurangi kotoran-kotoran atau debu.
9.
Penyimpanan susu. Penyimpanan susu pada suhu
tinggi atau kamar, jumlah bakteri yang ada pada susu akan lebih banyak daripada
penyimpanan susu pada suhu rendah.
4.3
Perkandangan
Perkandangan
merupakan suatu lokasi atau lahan khusus yang diperuntukkan sebagai sentra kegiatan
peternakan yang di dalamnya terdiri atas bangunan utama (kandang), bangunan
penunjang (kantor, gudang pakan, kandangisolasi) dan perlengkapan lainnya
(Sugeng, 1998). Kandang sapi perah terdiri atas kandang untuk sapi induk,
kandang pejantan, kandang pedet serta kandang isolasi
(Williamson dan
Payne, 1993).Sistem perkandangan ada dua tipe yaitu stanchion barn dan loose
house.Stanchion barn yaitu sistem perkandangan dimana hewan diikat sehingga
gerakannya terbatas sedangkan loose house yaitu sistem perkandangan dimanahewan
dibiarkan bergerak dengan batas – batas tertentu (Davis, 1962).
Kandang sapi
perah sebaiknya dirancang agar efektif untuk memenuhi persyaratan kesehatan dan
kenyamanan ternak, enak dan nyaman untuk pekerja, efisien untuk tenaga dan
alat-alat, pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan peraturan kesehatan. Kandang
dilengkapi oleh bangunan dan alat-alat lain. Bangunan pelengkap kandang adalah
kamar susu dan gudang. Kandang dan alat-alat saling disesuaikan agar
penggunaannya efisien.
Kandang adalah tempat ternak beristirahat dan berteduh dari panas dan hujan. Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
Kandang adalah tempat ternak beristirahat dan berteduh dari panas dan hujan. Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
1.
Luas
kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah sapi perah yang dipelihara.
2.
Alas
kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur
jerami.
3.
Ventilasi
kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar.
Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
4.
Kandang
harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
5.
Kandang
selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan
ini.
6.
Kandang
dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di
kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya
memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain.
Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
1.
Lantai
miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin. Dengan demikian, kotoran
kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan
kandang selalu terjaga. Kemiringan lantai hendaknya sebesar 5º atau 0,5% dan 2%
masing-masing untuk kandang sapi laktasi dan dara.
2.
Bahan-bahan
kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
3.
Konstruksi
kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang
terjadi di dalam kandang.
Ø TATA LETAK
KANDANG
§ Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat
yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm
lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat
dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
§ Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun
dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap
kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya
diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2
m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran
terletak 100 m dari kandang.
§ Rumah dan
Banguan Lain.
Rumah peternakan dibangun agar dapat
memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari
jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang
rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut
daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan.
Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari
kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi
kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah.
Ø KANDANG DI
DAERAH TROPIK
Kandang di
daerah tropik tidak perlu dibatasi dengan dinding yang rapat. Daerah tropik
sebaiknya menggunakan kandang terbuka atau tanpa dinding. Dengan demikian,
ventilasi berjalan baik, temperatur tidak panas dan sinar matahari dapat masuk
kedalam kandang. Yang perlu diperhatikan hanyalah tiupan angin keras yang
langsung masuk ke kandang. Letak kandang perlu diatur atau diberi pelindung
angin. Atap sebaiknya dibuat tinggi. Jika perlu, kandang diberialat tambahan
pengatur udara. Temperatur di dalam kandang dijaga relatif konstan dengan
mengatur ketinggian dinding luar dan tepi atap sebelah bawah. Tinggi dinding
luar kandang di dataran rendah 3 m, sedangkan dataran tinggi 2,1 m. Tinggi atap
sebelah bawah pada kandang di dataran rendah 2,2 m dan di dataran tinggi 1,75m.
Kandang
sapi perah di Indonesia belum semuanya mengikuti persyaratan teknis dan
ketentuan yang berlaku, Peternak sebaiknya memperhatikan dan memahami hal yang
berhubungan dengan pembuatan kandang. Perhatian dan pemahaman memungkinkan
penerapan lebih baik. Suhu merupakan faktor iklim yang penting dan harus
diperhatikan dalam usaha peternakan. Suhu lingkungan akan mempengaruhi
respirasi dan denyut nadi ternak yaitu udara yang tinggi cenderung memepercepat
denyut nadi dan pernapasan hal ini dilakukan untuk mengurangi panas tubuh
(Siregar, 1995).Untuk mempertahankan suhu tubuhnya terhadap suhu lingkungan
yang bervariasi ternak harus mempertahankan keseimbangan panas antara yang
diproduksi oleh tubuh dan didapat dari lingkungan, suhu udara yang nyaman untuk
ternak sapi perah adalah 10 – 27 0C sehinnga penentuan lokasi kandang sangat
berpengaruh bagi kondisi mental dan kesehatan sapi.
Ø
PERALATAN
KANDANG
Peralatan kandang meliputi sekop, cangkul, sapu lidi, alat menempatkan sapi dan sebagainya. Penggunaan alat-alat ini disesuaikan dengan keadaan kandang dan kerja. Misalnya lebar got diatur sesuai dengan sekop.
Peternak sebaiknya juga membandingkan dengan peternakan lain. Peralatan modern membutuhkan penjelasan dari pabrik. Peralatan membutuhkan perawatan dan perhatian. Alat-alat yang digunakan sebaiknya tidak mahal. Penggunaan alat dapat menjaga kebersihan.
Peralatan kandang meliputi sekop, cangkul, sapu lidi, alat menempatkan sapi dan sebagainya. Penggunaan alat-alat ini disesuaikan dengan keadaan kandang dan kerja. Misalnya lebar got diatur sesuai dengan sekop.
Peternak sebaiknya juga membandingkan dengan peternakan lain. Peralatan modern membutuhkan penjelasan dari pabrik. Peralatan membutuhkan perawatan dan perhatian. Alat-alat yang digunakan sebaiknya tidak mahal. Penggunaan alat dapat menjaga kebersihan.
Ø
KEBERSIHAN
KANDANG
Kandang sebaiknya dijaga selalu bersih. Pembersihan kandang tergantung dari jumlah tenaga kerja yang tersedia dan pekerjaan yang ada. Kebersihan kandang mencerminkan pribadi peternaknya. Kandang sebaiknya pada periode tertentu dikapur.
Kandang sebaiknya dijaga selalu bersih. Pembersihan kandang tergantung dari jumlah tenaga kerja yang tersedia dan pekerjaan yang ada. Kebersihan kandang mencerminkan pribadi peternaknya. Kandang sebaiknya pada periode tertentu dikapur.
Usaha
peternakan sapi perah telah diatur oleh Undang-undang dan surat keputusan
Direktur Jenderal Peternakan. Sebagian isi dari Undang-undang dan surat
keputusan tersebut dituliskan seperti berikut ini. Undang-undang No. 6 Tahun
1967 mengatur tentang ketentuan-ketentuan pokok peternakan dan kesehatan hewan.
Direktur
Jenderal Peternakan mengeluarkan SK Dirjenak No. 776/kpts/DJP/ Deptan/1982.
Surat keputusan ini mengatur syarat-syarat teknis perusahaan peternakan sapi
perah.
2.2
HIPOTESIS
Berdasarkan
landasan teori di atas menghasilkan hipotesis bahwa sapi yang di pelihara
secara ekstensif atau di biarkan di lahan bebas akan menghasilkan susu yang
lebih banyak.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1. JENIS
PENELITIAN
Pada penelitian
ini kami menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu metode yang bertujuan
untuk memecahkan masalah pada saat sekarang dengan jalan mengumpulkan,
menginterprestasikan dan menganalisis data yang selanjutnya mengambil
kesimpulan.
3.2. WAKTU DAN TEMPAT
PENELITIAN
1. Penelitian dilakukan pada tanggal 4 Februari- 23 Maret 2015 di SMAN 1 PURWOHARJO
2. Pabrik Susu SGM Klaten, Yogyakarta
3. Paguyuban Peternakan Sapi Perah Desa Glagahagung
3.3. METODE
PENGAMBILAN DATA
Untuk memperoleh data atau sampel yang objektif
dalam penulisan karya tulis ini menggunakan metode :
1.
Dengan cara wawancara
Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengadakan tanya jawab, baik secara lansung maupun tidak langsung.
2.
Dengan cara kajian pustaka
Suatu prosedur yang
berencana untuk mengamati dan mencatat satuan jumlah dan taraf aktifitas
tertentu yang ada hubungannya dengan masalah ini.
3.
Dengan cara mencari data diinternet
Suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari dan mengkaji suatu
bacaan yang ada dalam internet terkait dengan masalah yang dibahas dalam karya
tulis ini.
3.4
ANALISIS
DATA
Metode analisa data yang digunakan untuk
menganalisis data penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Metode
kualitatif merupakan deskripsi yang luas dan mempunyai landasan kokoh dengan
cara melakukan interpretasi terhadap data yang diperoleh sekaligus menyelaraskan
hasil study pustaka. Setiap data yang diperoleh di lapangan dianalisis melalui
tahap-tahap sebagai berikut :
1.
Display Data, yaitu penulis menulis
tanggal, hari, dan sumber penelitian di lapangan pada catatan lapangan.
Kemudian disusun menjadi narasi agar menjadi lebih rapi.
2.
Membuat Kesimpulan, setelah semua data
terkumpulkan dan tersusun secara sistematis kemudian data tersebut diolah dan
disimpulkan.
2.4
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Dari hasil wawancara terhadap salah satu peternak bahwa sapi perah yang
di tempatkan pada kandang yang baik dengan sisem drainase dan pembuangan
kotoran yang bagus. Sapi perah normal akan menghasilkan susu kurang lebih 15 liter
per ekor sapi setiap hari. dan sapi yang ditempatkan pada kandang seperti
umumnya atau biasah maka hanya memperoleh kurang lebih 8 liter per hari untuk
satu ekor sapi.
4.2
Analisis Data Hasil
Penelitian
Dari hasil data diatas jika sapi perah yang di tempatkan pada
kandang yang baik dengan sisem drainase dan pembuangan kotoran yang bagus. Sapi
perah normal akan menghasilkan susu kurang lebih 15 liter per ekor sapi setiap
hari. dan sapi yang ditempatkan pada kandang seperti umumnya atau biasah maka
hanya memperoleh kurang lebih 8 liter per hari untuk satu ekor sapi.
Perbandingan hasil produksi susu antara sapi dengan kandang yang baik dan
kandang yang biasah hapir setengahnya.
4.3
Pembahasan
Pengaruh peletakan kandang yang baik bagi kualitas susu yang
dihasilkan
·
Lokasi
Kandang
Kandang
sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai
kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan
demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air
juga sangat diutamakan.
karna kandang berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan atau kesetresan sapi jika sapi nyaman maka akan menghasilkan susu yang bagus serta berkualitas.dan kebersihan kandang juga berpengaruh terhadap kualitas susu karena susu yang baik tergantung dari tingkat bakteri. Susu yang baik adalah kualitas A (No. 1), jumlah bakteri yang terdapat dalam susu segar tidak lebih dari 10.000/ml. Bakteri-bakteri koliform tidak lebih dari 10/ml.
karna kandang berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan atau kesetresan sapi jika sapi nyaman maka akan menghasilkan susu yang bagus serta berkualitas.dan kebersihan kandang juga berpengaruh terhadap kualitas susu karena susu yang baik tergantung dari tingkat bakteri. Susu yang baik adalah kualitas A (No. 1), jumlah bakteri yang terdapat dalam susu segar tidak lebih dari 10.000/ml. Bakteri-bakteri koliform tidak lebih dari 10/ml.
Pengaruh lokasi
terhadap kualitas susu segar yang dihasilkan
Kandang-kandang
sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing
tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan
lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok
pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan
kotoran terletak 100 m dari kandang.Kandang Sapi berfungsi
sebagai tempat perlindungan yang nyaman bagi ternak sapi, sebagai tempat
berlangsungnya pengelolaan usaha peternakan sapi itu sendiri, dan yang
terpenting denngan keberadaankandang sapiyang bagus adalah terlindungnya ternak
sapi darigangguan yang tidak diinginkan, seperti pencurian dan hama pemangsa
atau hama pengganggu bagi ternak sapi. Yang tentunya dengankandang sapiyang
baik akan mempermudah dalam proses pengelolaan usahapeternakan sapi.Dengan
kondisi dan lingkungan kandang sapi yang nyaman, maka perkembangan ternak sapi
akan tercapai dengna baik pula. Selanjutnya jika syarat kehidupan sapi
terpenuhi maka kenyamanan hidup bagi ternak sapi juga akan tercipta. Dan menghasilkan susu yang berkualitas tinggi.
Kandang sapi
yang baik
Kandang sapi
perah sebaiknya dirancang agar efektif untuk memenuhi persyaratan kesehatan dan
kenyamanan ternak, enak dan nyaman untuk pekerja, efisien untuk tenaga dan
alat-alat, pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan peraturan kesehatan. Kandang
dilengkapi oleh bangunan dan alat-alat lain. Bangunan pelengkap kandang adalah
kamar susu dan gudang. Kandang dan alat-alat saling disesuaikan agar
penggunaannya efisien.
Kandang adalah tempat ternak beristirahat dan berteduh dari panas dan hujan. Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
Kandang adalah tempat ternak beristirahat dan berteduh dari panas dan hujan. Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
1.
Luas
kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah sapi perah yang
dipelihara.
2.
Alas
kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur
jerami.
3.
Ventilasi
kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar.
Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
4.
Kandang
harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
5.
Kandang
selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan
ini.
6.
Kandang
dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di
kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya
memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain.
Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
1.
Lantai
miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin. Dengan demikian, kotoran
kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan
kandang selalu terjaga. Kemiringan lantai hendaknya sebesar 5º atau 0,5% dan 2%
masing-masing untuk kandang sapi laktasi dan dara.
2.
Bahan-bahan
kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
3.
Konstruksi
kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara
yang terjadi di dalam kandang.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN
Dari
penelitian dengan wawancara terhadap peternak sapi perah Desa Glagahagung
,Kecamaatan Purwoharjo tentangm PENGARUH TEMPAT DAN LOKASI KANDANG PADA SAPI PERAH TERHADAP
PENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI DI INDONESIA. Dapat disimpulkan. Bahwa sapi perah yang di tempatkan
pada kandang yang baik dengan sisem drainase dan pembuangan kotoran yang bagus.
Sapi perah normal akan menghasilkan susu kurang lebih 15 liter per ekor sapi
setiap hari. dan sapi yang ditempatkan pada kandang seperti umumnya atau biasah
maka hanya memperoleh kurang lebih 8 liter per hari untuk satu ekor sapi.
Perbandingan hasil produksi susu antara sapi dengan kandang yang baik dan
kandang yang biasah hapir setengahnya. Dan Kandang Sapi sebagai
tempat perlindungan yang nyaman bagi ternak sapi.Dengan kondisi dan lingkungan
kandang sapi yang nyaman, maka perkembangan ternak sapi akan tercapai dengna
baik pula. Selanjutnya jika syarat kehidupan sapi terpenuhi maka kenyamanan
hidup bagi ternak sapi juga akan tercipta. Dan menghasilkan susu yang berkualitas tinggi.
5.2
SARAN
Bagi
Peternak dan Pembaca
Kandang
Sapi berfungsi sebagai tempat
perlindungan yang nyaman bagi ternak sapi, sebagai tempat berlangsungnya
pengelolaan usaha peternakan sapi itu sendiri, dan yang terpenting denngan
keberadaan kandang
sapiyang bagus adalah terlindungnya ternak sapi darigangguan yang tidak
diinginkan, seperti pencurian dan hama pemangsa atau hama pengganggu bagi ternak
sapi. Yang tentunya dengankandang sapiyang baik akan mempermudah dalam proses
pengelolaan usaha peternakan
sapi.Dengan kondisi dan lingkungan kandang sapi yang nyaman, maka perkembangan
ternak sapi akan tercapai dengna baik pula. Selanjutnya jika syarat kehidupan
sapi terpenuhi maka kenyamanan hidup bagi ternak sapi juga akan
tercipta.Pembuatan kandang sapi harus diperhitungkan dan direncanakan secara
matang, karena kandang adalah aset yang nilainya tidak sedikit jika diuangkan,
pemilihan lokasi yang bagus dan strategis, pemilihan bahan yang kuat dan tahan
lama, perancangan tataletak kandang dan layout yang baik, serta menejemen
kandang yang akan diterapkan kedepannya, adalah suatu hal yang harus
diperhitungkan dan direncanakan dengan baik dan benar. Demi tercapainya
pebangunan kandang yang bagus tanpa mengabaikan faktor efisiennsi.Tips Dalam
Merencanakan Pembangunan Kandang SapiPenentuan Lokasi Kandang Sapi Yang
TepatPemilihan lokasi kandang sapi harus memperhatikan secara daerah (makro)
dan juga harus memperhatikan secara area (mikro). Memeperhatikan secara makro,
tentang lokasi kandang sapi harus diupayakan dekat dengan berbagai sarana
pendukung produksi ternak dan juga dekat dengan tempat pemasaran, selanjutnya
adalah kandang harus menyesuaikan dengan RUTR (Rencana Umum Tata Ruang)
DAFTAR PUSTAKA
Post a Comment