RAMADHAN WIBI PRASETYO, asal BANYUWANGI JENGGIRAT TANGI , SELAMAT MEMBACA SEMOGA BERMANFAAT, JANGAN LUPA FOLLOW IG = @ramadhanwibi

RAMADHAN WIBI PRASETYO

LKTI KARYA TULIS ILMIAH


PENGARUH TEMPAT DAN LOKASI KANDANG PADA SAPI PERAH TERHADAP PENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI
DI INDONESIA

Disusun oleh:
1.     ADIK RIA WARDANI
2.     ARISTA APRILIA
3.     EGGY YUDHA PRATAMA
4.     RAMADHAN WIBI P.



SMA NEGERI 1 PURWOHARJO
Jalan Slamet Cokro Telp. (0333) 396475 Purwoharjo
B A N Y U W A N G I
email. sman1pwhj@yahoo.co.idwebsite. sman1purwoharjo.com
Periode 2014/2015







LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini berjudul :

PENGARUH TEMPAT DAN LOKASI KANDANG PADA SAPI PERAH TERHADAP PENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI DI INDONESIA”

Penyusun                     :  1. Adik Ria Wardani                         NIS : 7469
   2. Arista Aprillia                   NIS : 7516
   3. Eggy Yudha Pratama        NIS : 7564
   4. Ramadhan Wibi Prasetyo NIS : 7692
                                      
                                                                                      





Karya ini disetujui pada tanggal 30 september 2015

Ketua                                                                  Guru Pembimbing


Ramadhan Wibi Prasetyo                                                Norma Hidayah, S.Pd
NIS : 7692                                                           NIP. 19720404 200701 2 016



Mengetahui dan Menyetujui,
Kepala SMAN 1 Purwoharjo



Drs. H. Rodiwanto, MM
NIP.
LEMBAR ORIGINALITAS KARYA




KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya karya ilmiah yang berjudul“Pengaruh Tempat dan Lokasi Kandang pada Sapi Perah Terhadap Peningkatan Kualitas Produksi Susu Sapi di Indonesia”ini dapat di selesaikan.
Pada dasarnya Karya Tulis ilmiah ini memiliki harapan, dapat bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat dalam upaya meningkatan Produksi Susu Sapi di Indonesia .
Berbagai hambatan telah penulis hadapi dalam penyusunan karya ilmiah ini, namun berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,  hambatan tersebut dapat penulis atasi. Untuk itu, penulis mengucap kanterimakasih kepada :
1.                  Bapak Drs. H. Rodiwanto, MM selaku Kepala SMAN 1 Purwoharjo
2.                  Ibu Norma Hidayah, S.pd selaku guru pembimbing kami
3.                  Pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu kami dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Kami menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan berbagai keterbatasan sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan



            Purwoharjo, 23 Maret 2015


                         Penulis









DAFTAR ISI


Halaman Judul ............................................................................................   i

Lembar Pengesahan .....................................................................................   ii
Kata Pengantar .............................................................................................   iii
Daftar Isi ......................................................................................................   iv
Abstrak ........................................................................................................   v
BAB   I  PENDAHULUAN
1.1  . Latar Belakang ..............................................................................  
1.2... Rumusan Masalah..........................................................................  
1.3... Tujuan Penulisan ..........................................................................  
1.4... Manfaat Penulisan ........................................................................  
BAB  II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1        Produksi susu di Indonesia ...........................................................  
2.2        Kualitas susu sapi..........................................................................  
2.3        Perkandangan...................................................................................
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1  . Jenis Penelitian..............................................................................   7
3.2 .. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................   8
3.3... Analisis Data…………………………………………………….......   9

BAB IV PEMBAHASAN
4.1... Hasil Penelitian..............................................................................   10
 4.2    Pembahasan...................................................................................   11
BAB  V.. PENUTUP
5.1 .. Kesimpulan....................................................................................   13
5.2  . Saran..............................................................................................   13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................   14
LAMPIRAN GAMBAR.......................................................................................   20

ABSTRAKSI


            Perkandangan merupakan suatu lokasi atau lahan khusus yang diperuntukkan sebagai sentra kegiatan peternakan yang di dalamnya terdiri atas bangunan utama (kandang), bangunan penunjang (kantor, gudang pakan, kandangisolasi) dan perlengkapan lainnya (Sugeng, 1998). Kandang sapi perah terdiri atas kandang untuk sapi induk, kandang pejantan, kandang pedet serta kandang isolasi (Williamson dan Payne, 1993).

Sistem perkandangan ada dua tipe yaitu stanchion barn dan loose house.Stanchion barn yaitu sistem perkandangan dimana hewan diikat sehingga gerakannya terbatas sedangkan loose house yaitu sistem perkandangan dimanahewan dibiarkan bergerak dengan batas – batas tertentu (Davis, 1962).

Dari hasil wawancara terhadap salah satu peternak bahwa sapi perah yang di tempatkan pada kandang yang baik dengan sisem drainase dan pembuangan kotoran yang bagus. Sapi perah normal akan menghasilkan susu kurang lebih 15liter per ekor sapi setiap hari. dan sapi yang ditempatkan pada kandang seperti umumnya atau biasah maka hanya memperoleh kurang lebih 8 liter per hari untuk satu ekor sapi. Mengapa demikian karena kandang sapi mempengaruhi kenyamanan jika kurang nyaman maka sapi tersebut akan setres dan terjadilah pengurangan produksi susu sapi perah.
















BAB I
PENDAHULUAN


1.1. LATAR BELAKANG
Susu merupakan salah satu komoditas peternakan yang mempunyai kandungan protein hewani yang berkualitas. Pada dasarnya, kualitas susu di Indonesia masih jauh bila dibandingkan dengan kualitas susu perah yang dihasilkan oleh negara lain seperti New Zealan, Australia, dan Filiphina. Sehingga menyebabkan pemenuhan gizi terhadap susu sapi di Indonesia masih lemah bila dibandingkan dengan negara berkembang lainnya di Asia. Menurut Schmidt et al (1988) bahwa produktivitas sapi perah yang masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kualitas genetik ternak, tata laksana pakan, umur beranak pertama, periode laktasi, frekuensi pemerahan, kesehatan, sistem perkandangan, dan sanitasi.
Dalam rangka peningkatan kualitas susu sapi di Indonesia perlu adanya dorongan dari pemerintah agar swasembada susu sapi tercapai secepatnya. Untuk memenuhi kebutuhan susu secara nasional, perkembangan sapi perah perlu mendapatkan pembinaan yang lebih mantap dan terencana dari pada tahun - tahun yang sudah. Hal ini akan dapat terlaksana apabila peternak - peternak sapi perah dan orang yang terkait dengan pemeliharaan sapi perah bersedia melengkapi diri dengan pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen sapi perah yang baik sehingga akan berdampak pada peningkatan produksi dan ekonomi.Peternak harus melengkapi diri dengan pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen sapi perah salah satunya dengan mengetahui cara pengelolaan sistem perternakan yang baik.
Sistem peternakan sapi perah yang ada di Indonesia masih merupakan jenis peternakan rakyat yang hanya berskala kecil dan masih merujuk pada sistem pemeliharaan yang konvensional. Keberhasilan usaha peternakan sapi perah sangat tergantung dari keterpaduan langkah terutama di bidang pembibitan (Breeding), pakan (feeding), dan tata laksana (management). Ketiga bidang tersebut kelihatannya belum dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan peternak serta masih melekatnya budaya pola berfikir jangka pendek tanpa memperhatikan kelangsungan usaha sapi perah jangka panjang.
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah  yang letaknya jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Kandang tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar. Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat makan dan minum sebaiknya dibuat diluar kandang tetapi masih dibawah atap. Tempat makan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur kotoran. Sementara tempat air minum dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari permukaan lantai.
 Dalam hal ini lokasi juga mempengaruhi produktivitas dan kualitas susu sapi perah yang dihasilkan. Apabila pengelolaan tata letak kandang kurang memenuhi syarat maka akan menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan dan kualitas susu itu sendiri.       

1.2.RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana peletakan kandang yang baik bagi kualitas susu yang dihasilkan?
2.      Bagaimana pengaruh lokasi terhadap kualitas susu segar yang dihasilkan?
3.      Seperti apa kandang sapi yang baik?


3.1.TUJUAN PENELITIAN
1.      Mengetahui jenis kandang yang baik bagi kualitas susu yang dihasilkan.
2.      Mengetahui letak kandang yang berpengaruh bagi kualitas susu segar yang dihasilkan.
3.      Mengetahui seperti apakan dang yang baik untuk sapi perah.

3.1.MANFAAT PENELITIAN
1.        Memperoleh informasi tentang upaya yang dapat dilakukan untuk merevitalisasi kandang agar dapat meningkatkan produksi susu segar
2.        Pencarian lokasi kandang yang tepat untuk pengembangbiakan sapi.
3.        Memperoleh pengetahuan seputar kandang sapi yang baik.




BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1. LANDASAN TEORI

              4.1          Produksi Susu di Indonesia

Dalam peta perdagangan internasional produk-produk susu, saat ini Indonesia berada pada posisi sebagai net-consumer. Sampai saat ini industri pengolahan susu nasional masih sangat bergantung pada impor bahan baku susu. Jika kondisi tersebut tidak dibenahi dengan membangun sebuah sistem agribisnis yang berbasis peternakan, maka Indonesia akan terus menjadi negara pengimpor hasil ternak khususnya susu sapi.Dilihat dari sisi konsumsi, sampai saat ini konsumsi masyarakat Indonesia terhadap produk susu masih tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 8 liter/kapita/tahun itu pun sudah termasuk produk-produk olahan yang mengandung susu. Konsumsi susu negara tetangga seperti Thailand, Malaysia dan Singapura rata-rata mencapai 30 liter/kapita/tahun, sedangkan negara-negara Eropa sudah mencapai 100 liter/kapita/tahun. Seiring dengan semakin tingginya pendapatan masyarakat dan semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, dapat dipastikan bahwa konsumsi produk-produk susu oleh penduduk Indonesia akan meningkat.

Perkiraan peningkatan konsumsi tersebut merupakan peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik. Produksi susu segar dan produk-produk derivatnya seharusnya dapat ditingkatkan. Kondisi produksi susu segar Indonesia saat ini, sebagian besar (91%) dihasilkan oleh usaha rakyat dengan skala usaha 1-3 ekor sapi perah per peternak. Skala usaha ternak sekecil ini jelas kurang ekonomis karena keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan susu hanya cukup untuk memenuhi sebagian kebutuhan hidup. Dari sisi produksi, dengan demikian, kepemilikan sapi perah per peternak perlu ditingkatkan. Menurut manajemen modern sapi perah, skala ekonomis bisa dicapai dengan kepemilikan 10-12 ekor sapi per peternak.Pengembangan usaha peternakan sapi perah di Indonesia (on farm) mengalami kemajuan pesat pada tahun 1980 sampai dengan 1990 dan  pada tahun 1990 sampai dengan 1999 produksi susu segar relatif tetap. Kebutuhan akan susu di Indonesia sebesar 5 kg /kapita /tahun, tetapi baru terpenuhi dari dalam negeri sekitar 32%, sisanya 68% diimpor dari luar negeri. Jumlah susu segar yang diproduksi pertahunnya mencapai kurang lebih 330.000 ton. Produksi tersebut terbagi atas 49% berasal dari Jawa Timur, 36% dari Jawa Barat dan sisanya 15% dari Jawa Tengah. Namun  pemenuhan produktivitas susu di indonesia saat ini menunjukkan posisi yang rendah bila dibandingkan negara di kawasan ASEAN. Kondisi ini masih sangat jauh dengan harapan pemerintah yang telah mencanangkan swasembada susu tahun 2020. Dimana produksi dalam negeri hanya memenuhi 30% kebutuhan konsumsi susu nasional, sehingga sekitar 70% kebutuhan susu sapi masih  dipenuhi dengan cara impor dari luar negeri seperti New Zealan, Australia, dan Filipina.

Dalam rangka pemenuhan gizi susu sapi di Indonesia, tidak hanya terpaku pada peningkatan kuantitas susu sapi yang dihasilkan, namun juga harus memperhatikan kualitas susu yang dihasilkan pula. Dalam hal ini sistem perkandangan mempengaruhi kualitas susu sapi yang dihasilkan.


            4.2            Kualitas Susu Sapi
Kualitas Susu Berdasarkan jumlah bakteri dalam air susu, kualitas susu di negara-negara barat dan negara-negara maju lainnya digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
a.    Susu dengan kualitas baik atau kualitas A (No. 1), jumlah bakteri yang terdapat dalam susu segar tidak lebih dari 10.000/ml. Bakteri-bakteri koliform tidak lebih dari 10/ml.
b.    Susu Kualitas B (No. 2) jika jumlah bakterinya antara 100.000-1.000.000/ml dan jumlah bakteri koliform tidak lebih dari 10/ml.
c.    Susu dengan kualitas C (No. 3), jelek jika jumlah bakterinya lebih dari 1.000.000/ml (Hadiwiyoto, 1994).

Syarat kualitas air susu segar di Indonesia telah dibakukan dalam Standart Nasional Indonesia (SNI 01-3141-1997), dimana pemeriksaan cemaran mikroba dalam air susu segar meliputi uji pemeriksaan dengan angka lempeng total (batas maksimum mikroba 3,0 × 106 koloni/ml), Escherichia coli (maksimum 10/ml), Salmonella (tidak ada), Staphylococcus aureus (maksimum 10² koloni/ml).

 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas susu:
1.    Keadaan kandang sapi. Kandang sapi yang baik akan menghasilkan susu yang baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan terhadap keadaan kandang adalah bentuk lubang angin (ventilasi luar ruangan, penerangan, saluran pembuangan).
2.    Keadaan rumah pemerah. Rumah pemerah adalah rumah untuk mengadakan pemerahan susu. Rumah ini umumnya terpisah dari kandang sapi.
3.     Keadaan kesehatan sapi. Sapi perah yang sakit akan menghasilkan mutu susu tidak baik.
4.    Kesehatan pemerah atau pekerja. Hal ini penting agar kontaminasi bakteri yang berasal dari pekerja yang sakit dapat dihindari dan dikurangi.
5.    Pemberi makanan . Sapi yang baru saja diberi makanan akan menghasilkan susu dengan kandungan lebih banyak daripada sapi yang belum diberi makanan ternyata mempengaruhi cita rasa susu yang dihasilkan. Misal bawang merah yang diberikan 1-4 jam sebelum pemerahan akan menghasilkan susu yang berbau kuat atau merangsang.
6.    Kebersihan hewan. Apabila sapinya kotor, susu yang diperoleh juga akan mengandung jumlah bakteri yang lebih banyak dan akhirnya rendah mutunya.
7.     Kebersihan alat pemerah.
8.    Penyaringan susu. Penyaringan dapat membantu mengurangi kotoran-kotoran atau debu.
9.     Penyimpanan susu. Penyimpanan susu pada suhu tinggi atau kamar, jumlah bakteri yang ada pada susu akan lebih banyak daripada penyimpanan susu pada suhu rendah.



            4.3            Perkandangan

Perkandangan merupakan suatu lokasi atau lahan khusus yang diperuntukkan sebagai sentra kegiatan peternakan yang di dalamnya terdiri atas bangunan utama (kandang), bangunan penunjang (kantor, gudang pakan, kandangisolasi) dan perlengkapan lainnya (Sugeng, 1998). Kandang sapi perah terdiri atas kandang untuk sapi induk, kandang pejantan, kandang pedet serta kandang isolasi
(Williamson dan Payne, 1993).Sistem perkandangan ada dua tipe yaitu stanchion barn dan loose house.Stanchion barn yaitu sistem perkandangan dimana hewan diikat sehingga gerakannya terbatas sedangkan loose house yaitu sistem perkandangan dimanahewan dibiarkan bergerak dengan batas – batas tertentu (Davis, 1962).

Kandang sapi perah sebaiknya dirancang agar efektif untuk memenuhi persyaratan kesehatan dan kenyamanan ternak, enak dan nyaman untuk pekerja, efisien untuk tenaga dan alat-alat, pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan peraturan kesehatan. Kandang dilengkapi oleh bangunan dan alat-alat lain. Bangunan pelengkap kandang adalah kamar susu dan gudang. Kandang dan alat-alat saling disesuaikan agar penggunaannya efisien.

Kandang adalah tempat ternak beristirahat dan berteduh dari panas dan hujan. Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:

1.        Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah sapi perah yang dipelihara.
2.        Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
3.        Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
4.        Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
5.        Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
6.        Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.

Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
1.        Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin. Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga. Kemiringan lantai hendaknya sebesar 5º atau 0,5% dan 2% masing-masing untuk kandang sapi laktasi dan dara.
2.        Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
3.        Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.







Ø TATA LETAK KANDANG
§  Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.

Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.

§  Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang.

§  Rumah dan Banguan Lain.
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah.

Ø KANDANG DI DAERAH TROPIK

Kandang di daerah tropik tidak perlu dibatasi dengan dinding yang rapat. Daerah tropik sebaiknya menggunakan kandang terbuka atau tanpa dinding. Dengan demikian, ventilasi berjalan baik, temperatur tidak panas dan sinar matahari dapat masuk kedalam kandang. Yang perlu diperhatikan hanyalah tiupan angin keras yang langsung masuk ke kandang. Letak kandang perlu diatur atau diberi pelindung angin. Atap sebaiknya dibuat tinggi. Jika perlu, kandang diberialat tambahan pengatur udara. Temperatur di dalam kandang dijaga relatif konstan dengan mengatur ketinggian dinding luar dan tepi atap sebelah bawah. Tinggi dinding luar kandang di dataran rendah 3 m, sedangkan dataran tinggi 2,1 m. Tinggi atap sebelah bawah pada kandang di dataran rendah 2,2 m dan di dataran tinggi 1,75m.
Kandang sapi perah di Indonesia belum semuanya mengikuti persyaratan teknis dan ketentuan yang berlaku, Peternak sebaiknya memperhatikan dan memahami hal yang berhubungan dengan pembuatan kandang. Perhatian dan pemahaman memungkinkan penerapan lebih baik. Suhu merupakan faktor iklim yang penting dan harus diperhatikan dalam usaha peternakan. Suhu lingkungan akan mempengaruhi respirasi dan denyut nadi ternak yaitu udara yang tinggi cenderung memepercepat denyut nadi dan pernapasan hal ini dilakukan untuk mengurangi panas tubuh (Siregar, 1995).Untuk mempertahankan suhu tubuhnya terhadap suhu lingkungan yang bervariasi ternak harus mempertahankan keseimbangan panas antara yang diproduksi oleh tubuh dan didapat dari lingkungan, suhu udara yang nyaman untuk ternak sapi perah adalah 10 – 27 0C sehinnga penentuan lokasi kandang sangat berpengaruh bagi kondisi mental dan kesehatan sapi.
Ø PERALATAN KANDANG

Peralatan kandang meliputi sekop, cangkul, sapu lidi, alat menempatkan sapi dan sebagainya. Penggunaan alat-alat ini disesuaikan dengan keadaan kandang dan kerja. Misalnya lebar got diatur sesuai dengan sekop.

Peternak sebaiknya juga membandingkan dengan peternakan lain. Peralatan modern membutuhkan penjelasan dari pabrik. Peralatan membutuhkan perawatan dan perhatian. Alat-alat yang digunakan sebaiknya tidak mahal. Penggunaan alat dapat menjaga kebersihan.

Ø KEBERSIHAN KANDANG

Kandang sebaiknya dijaga selalu bersih. Pembersihan kandang tergantung dari jumlah tenaga kerja yang tersedia dan pekerjaan yang ada. Kebersihan kandang mencerminkan pribadi peternaknya. Kandang sebaiknya pada periode tertentu dikapur.

Usaha peternakan sapi perah telah diatur oleh Undang-undang dan surat keputusan Direktur Jenderal Peternakan. Sebagian isi dari Undang-undang dan surat keputusan tersebut dituliskan seperti berikut ini. Undang-undang No. 6 Tahun 1967 mengatur tentang ketentuan-ketentuan pokok peternakan dan kesehatan hewan.
Direktur Jenderal Peternakan mengeluarkan SK Dirjenak No. 776/kpts/DJP/ Deptan/1982. Surat keputusan ini mengatur syarat-syarat teknis perusahaan peternakan sapi perah.

2.2 HIPOTESIS
Berdasarkan landasan teori di atas menghasilkan hipotesis bahwa sapi yang di pelihara secara ekstensif atau di biarkan di lahan bebas akan menghasilkan susu yang lebih banyak.




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. JENIS PENELITIAN

Pada penelitian ini kami menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk memecahkan masalah pada saat sekarang dengan jalan mengumpulkan, menginterprestasikan dan menganalisis data yang selanjutnya mengambil kesimpulan.

3.2. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

1.      Penelitian dilakukan pada tanggal 4 Februari- 23 Maret 2015 di SMAN 1 PURWOHARJO

2.      Pabrik Susu SGM Klaten, Yogyakarta

3.      Paguyuban Peternakan Sapi Perah Desa Glagahagung

3.3.  METODE PENGAMBILAN DATA

Untuk memperoleh data atau sampel yang objektif dalam penulisan karya tulis ini menggunakan metode :

1.        Dengan cara wawancara
Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara lansung maupun tidak langsung.
2.         Dengan cara kajian pustaka
Suatu prosedur yang berencana untuk mengamati dan mencatat satuan jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah ini.
3.        Dengan cara mencari data diinternet
Suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari dan mengkaji suatu bacaan yang ada dalam internet terkait dengan masalah yang dibahas dalam karya tulis ini.

3.4    ANALISIS DATA
Metode analisa data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Metode kualitatif merupakan deskripsi yang luas dan mempunyai landasan kokoh dengan cara melakukan interpretasi terhadap data yang diperoleh sekaligus menyelaraskan hasil study pustaka. Setiap data yang diperoleh di lapangan dianalisis melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1.         Display Data, yaitu penulis menulis tanggal, hari, dan sumber penelitian di lapangan pada catatan lapangan. Kemudian disusun menjadi narasi agar menjadi lebih rapi.
2.         Membuat Kesimpulan, setelah semua data terkumpulkan dan tersusun secara sistematis kemudian data tersebut diolah dan disimpulkan.


2.4   
BAB IV
PEMBAHASAN
  4.1            Hasil Penelitian
Dari hasil wawancara terhadap salah satu peternak bahwa sapi perah yang di tempatkan pada kandang yang baik dengan sisem drainase dan pembuangan kotoran yang bagus. Sapi perah normal akan menghasilkan susu kurang lebih 15 liter per ekor sapi setiap hari. dan sapi yang ditempatkan pada kandang seperti umumnya atau biasah maka hanya memperoleh kurang lebih 8 liter per hari untuk satu ekor sapi.
  4.2            Analisis Data Hasil Penelitian
Dari hasil data diatas jika sapi perah yang di tempatkan pada kandang yang baik dengan sisem drainase dan pembuangan kotoran yang bagus. Sapi perah normal akan menghasilkan susu kurang lebih 15 liter per ekor sapi setiap hari. dan sapi yang ditempatkan pada kandang seperti umumnya atau biasah maka hanya memperoleh kurang lebih 8 liter per hari untuk satu ekor sapi. Perbandingan hasil produksi susu antara sapi dengan kandang yang baik dan kandang yang biasah hapir setengahnya.

  4.3            Pembahasan
Pengaruh peletakan kandang yang baik bagi kualitas susu yang dihasilkan
·         Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
karna kandang berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan atau kesetresan sapi jika sapi nyaman maka akan menghasilkan susu yang bagus serta berkualitas.dan kebersihan kandang juga berpengaruh terhadap kualitas susu karena susu yang baik tergantung dari tingkat bakteri. Susu yang baik adalah kualitas A (No. 1), jumlah bakteri yang terdapat dalam susu segar tidak lebih dari 10.000/ml. Bakteri-bakteri koliform tidak lebih dari 10/ml.

Pengaruh lokasi terhadap kualitas susu segar yang dihasilkan
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang.Kandang Sapi berfungsi sebagai tempat perlindungan yang nyaman bagi ternak sapi, sebagai tempat berlangsungnya pengelolaan usaha peternakan sapi itu sendiri, dan yang terpenting denngan keberadaankandang sapiyang bagus adalah terlindungnya ternak sapi darigangguan yang tidak diinginkan, seperti pencurian dan hama pemangsa atau hama pengganggu bagi ternak sapi. Yang tentunya dengankandang sapiyang baik akan mempermudah dalam proses pengelolaan usahapeternakan sapi.Dengan kondisi dan lingkungan kandang sapi yang nyaman, maka perkembangan ternak sapi akan tercapai dengna baik pula. Selanjutnya jika syarat kehidupan sapi terpenuhi maka kenyamanan hidup bagi ternak sapi juga akan tercipta. Dan menghasilkan susu yang berkualitas tinggi.

           


Kandang sapi yang baik
Kandang sapi perah sebaiknya dirancang agar efektif untuk memenuhi persyaratan kesehatan dan kenyamanan ternak, enak dan nyaman untuk pekerja, efisien untuk tenaga dan alat-alat, pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan peraturan kesehatan. Kandang dilengkapi oleh bangunan dan alat-alat lain. Bangunan pelengkap kandang adalah kamar susu dan gudang. Kandang dan alat-alat saling disesuaikan agar penggunaannya efisien.
Kandang adalah tempat ternak beristirahat dan berteduh dari panas dan hujan. Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:

1.      Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah sapi perah yang dipelihara.
2.        Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
3.        Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
4.        Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
5.        Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
6.        Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.

Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
1.      Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin. Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga. Kemiringan lantai hendaknya sebesar 5º atau 0,5% dan 2% masing-masing untuk kandang sapi laktasi dan dara.
2.        Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
3.        Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.






















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

  5.1            KESIMPULAN
            Dari penelitian dengan wawancara terhadap peternak sapi perah Desa Glagahagung ,Kecamaatan Purwoharjo tentangm PENGARUH TEMPAT DAN LOKASI KANDANG PADA SAPI PERAH TERHADAP PENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI DI INDONESIA. Dapat disimpulkan. Bahwa sapi perah yang di tempatkan pada kandang yang baik dengan sisem drainase dan pembuangan kotoran yang bagus. Sapi perah normal akan menghasilkan susu kurang lebih 15 liter per ekor sapi setiap hari. dan sapi yang ditempatkan pada kandang seperti umumnya atau biasah maka hanya memperoleh kurang lebih 8 liter per hari untuk satu ekor sapi. Perbandingan hasil produksi susu antara sapi dengan kandang yang baik dan kandang yang biasah hapir setengahnya. Dan Kandang Sapi sebagai tempat perlindungan yang nyaman bagi ternak sapi.Dengan kondisi dan lingkungan kandang sapi yang nyaman, maka perkembangan ternak sapi akan tercapai dengna baik pula. Selanjutnya jika syarat kehidupan sapi terpenuhi maka kenyamanan hidup bagi ternak sapi juga akan tercipta. Dan menghasilkan susu yang berkualitas tinggi.

  5.2            SARAN
            Bagi Peternak dan Pembaca
Kandang Sapi berfungsi sebagai tempat perlindungan yang nyaman bagi ternak sapi, sebagai tempat berlangsungnya pengelolaan usaha peternakan sapi itu sendiri, dan yang terpenting denngan keberadaan kandang sapiyang bagus adalah terlindungnya ternak sapi darigangguan yang tidak diinginkan, seperti pencurian dan hama pemangsa atau hama pengganggu bagi ternak sapi. Yang tentunya dengankandang sapiyang baik akan mempermudah dalam proses pengelolaan usaha peternakan sapi.Dengan kondisi dan lingkungan kandang sapi yang nyaman, maka perkembangan ternak sapi akan tercapai dengna baik pula. Selanjutnya jika syarat kehidupan sapi terpenuhi maka kenyamanan hidup bagi ternak sapi juga akan tercipta.Pembuatan kandang sapi harus diperhitungkan dan direncanakan secara matang, karena kandang adalah aset yang nilainya tidak sedikit jika diuangkan, pemilihan lokasi yang bagus dan strategis, pemilihan bahan yang kuat dan tahan lama, perancangan tataletak kandang dan layout yang baik, serta menejemen kandang yang akan diterapkan kedepannya, adalah suatu hal yang harus diperhitungkan dan direncanakan dengan baik dan benar. Demi tercapainya pebangunan kandang yang bagus tanpa mengabaikan faktor efisiennsi.Tips Dalam Merencanakan Pembangunan Kandang SapiPenentuan Lokasi Kandang Sapi Yang TepatPemilihan lokasi kandang sapi harus memperhatikan secara daerah (makro) dan juga harus memperhatikan secara area (mikro). Memeperhatikan secara makro, tentang lokasi kandang sapi harus diupayakan dekat dengan berbagai sarana pendukung produksi ternak dan juga dekat dengan tempat pemasaran, selanjutnya adalah kandang harus menyesuaikan dengan RUTR (Rencana Umum Tata Ruang)
DAFTAR PUSTAKA































Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.